Puisi 5; Menyerah
Menyerah
Saat mentari dengan eloknya berhias
dia membawa pancaran cahaya
yang tak sabar ia peruntukkan
untuk terkasihnya
tak disangka,
kali ini semesta menyampaikan
bahwa mentari tidak memiliki tempat
untuk memancarkan cahaya
langit yang telah disiapkan mentari
ternyata
kali ini menjadi milik sang hujan
dan awan gelap
"tidakkah ada celah untukku bersinar?"
"beri waktu sebentar, agar aku bisa membawa cahayaku kepadanya"
sudahlah,
memang didunia ini
tidak selalu yang terancang
menjadi terwujud
sama seperti puisi ini,
tidak ada ujungnya
kau tidak mengerti
akupun tak memahami
sungguh,
hati yang tegar,
akan lemah perihal perasaan
semoga saja
amin yang kuucap
bisa sampai
langit ke tujuh
tapi
kali ini,
aku boleh menyerah ya?
aku ingin duduk
dibawah pohon,
sambil ditemani tiupan angin sejuk
yang sedikit melupakanku
tentang kegagalanku
0 komentar