Ketika bayangan menjadi Realita

Disini aku akan bercerita perjalanku dari awal hingga aku mendapat hadiah Umroh dari Allah. 

Bagi seorang gadis SMA, yang masih berpikiran labil dan selalu ingin mengeksplor keinginan dalam dirinya, itulah aku. Perjalananku ini bermula ketika aku duduk di bangku SMA kelas 11.

Aku pernah membaca dan melihat banyak postingan atau kajian tentang Mekkah. Rumah Allah, itulah aku menyebutnya. 

Sejenak dipikiranku aku berkata, "aku ingin kesana". Iya, itu hanyalah keinginan yang terlintas dibenakku.

Tepat setelah sholat Isya, aku masih berdiam belum beranjak dari tempat sholatku. Di depanku pas, ada lukisan dinding bergambar Mekkah, yang dikoleksi oleh Ayahku.

Malam itu, aku memandang lukisan itu dengan lekat, sambil membayangkan aku ada disana dan berjalan di atas tanah itu. Aku bersholawat dalam hati tanpa mengucap keinginanku dalam lisan atau hati, aku hanyalah membayangkan aku ada disana bersama keluargaku.

Setelah itu, aku beranjak berdiri dan selesai sholat. Aku memulai untuk kembali fokus ke kehidupanku, yaitu belajar, mengerjakan PR, dan sekolah.

Ternyata, Allah benar-benar Maha Mendengar. Allah mendengar desiran dalam pikiranku tanpa aku mengucapkannya, Allah melihat di benakku apa yang tengah aku bayangkan, Allah pula menjawab semua yang aku bayangkan.

Malam hari sekitar pukul 21.00, Ibuku dan Ayahku datang dan menemuiku di Ruang Tamu yang tengah mengerjakan tugas. Awalnya aku pikir itu adalah hal biasa, mereka datang dan mengatakan sesuatu yang memang biasa mereka katakan.

Tapi, kali itu berbeda.

Mereka mengatakan bahwa sekeluarga akan pergi Umroh. 

Aku yang masih tidak percaya, berpikir apakah aku salah mendengar? atau aku berhalusinasi saja?

ternyata, Ayah dan Ibuku memperjelas ucapannya. Mereka benar-benar akan mengajakku Umroh, sekeluarga.

Dan, tanggalnya sudah ditentukan, kita sekeluarga tinggal mengikuti pelatihannya minggu ini.

Tidak bisa lagi kutahan derai air mata yang tertampung, sejenak air mataku menetes spontan. Aku tidak pernah berpikiran semua yang aku bayangkan akan terwujud.

Akupun langsung sujud syukur kepada Allah, dan sangat pecah tangisku di sajadahku.

Keesokkan harinya, kami bersiap untuk melakukan pelatihan Umroh, disana aku melihat barisan calon jemaah Umroh yang banyak dan mereka semua benar-benar real di hadapanku.

Di pelatihan itu, kami setiap minggu. Berputar layaknya Tawaf dan mengucap kalimat Tawaf.

"Labaikala huma labaik, Labaikala syari kala kala baik, Minal hamdah wal ni'mata, laka wamulk laa syarikala"

Setiap minggu kami terus melakukan pelatihan Umroh, hingga tidak terasa kami akan terbang untuk Umroh.

Aku masuk dalam pesawat dan duduk di bangku sambil menahan tangis, Dalam hatiku bersholawat dan masih belum percaya bahwa aku akan Umroh.


Gambar itu adalah gambar yang sempat aku foto disaat didalam pesawat, tepatnya sebelum pesawat terbang. Yang pastinya, telepon seluler harus dimatikan.

Perjalanan menuju ke Madinah, sekitar kurang lebih 10 jam. Aku dan keluargaku beserta para calon jemaah Umroh telah besiap untuk datang ke Madinah, Mekkah untuk melakukan ibadah Umroh.

Tidak terasa, sudah sampai di Madinah. Kali ini aku benar-benar menginjakkan kakiku di Madinah. Sesaat aku turun pesawat, yang kulihat adalah pasir dan gurun. Itulah ciri khas negara Arab.

Aku menghirup udara, terasa benar berbeda dengan keadaanku sebelumnya, spontan pikiranku langsung sadar bahwa aku sudah ada di tanah suci ini.

Kami pun menuju ke hotel untuk beristirahat karena besok akan melakukan perjalanan Umroh di Madinah. 




Satu hal yang unik dan membuatku kagum, adalah ketika adzan berkumandang, semua toko disana tutup. Iya, langsung mereka tutup gitu. Dan penjualnya langsung mengelar tikar di depan toko untuk memulai sholat mereka dan ada yang berjalan menuju Masjid Nabawi untuk sholat, mereka bersatu sholat berjamaah. 

Hal itu selalu kujumpai setiap adzan berkumandang, entah pagi ataupun malam.

Benar-benar, mereka benar ibadah, bukan bermalas-malasan. 





Foto itu adalah sekitaran Masjid Nabawi, kala itu aku dan keluargaku sedang duduk di samping, dan menikmati keadaan sekitaran Masjid Nabawi sambil membeli oleh-oleh dan melihat-lihat sekeliling Masjid Nabawi.

Banyak orang-orang yang menjalankan ibadah umroh, ada banyak pula penduduk disana, yang membuatku takjud disana adalah banyaknya pedagang yang tak kenal lelah berjualan, dari pagi hingga tengah malam hingga ke pagi lagi, selalu terdengar suara mereka dari arah hotelku, padahal hotelku letak lantainya cukup tinggi.

Ketika aku tidak bisa tidur di malam hari, ku buka jendela hotelku dan ku lihat dari atas, mereka semua masih aktif, ramai. Lantas terpikirkan dibenakku, kala itu Rasullulah ketika mencari tempat kedamaian untuk merenung ia memilih untuk berada di atas gunung, permukaan gurun, ternyata ku tahu alasannya, yaitu kota ini memang ramai dan selalu ramai.


Kala itu aku berjalan bersama keluargaku, didepanku itu adalah ayahku yang memakai surban. Entah apa yang dipikirkan ayahku kenapa ia memilih cosplay memakai surban lalu dibentuknya aneh seperti itu. HAHA, itulah ayahku.

Aku sempat terhenti di sebuah toko, yang menjual baju-baju dan peralatan sholat mulai dari tasbih, sajadah, hingga Al-Qur'an, dan satu yang membuatku takjub ketika aku berbelanja makanan ataupun apapun disini yaitu, Mereka pandai berbahasa Indonesia. MasyaAllah..

Aku sempat berpikir mungkin mereka kesulitan berbahasa Indo, maka dari itu aku memutuskan untuk berkomunikasi memakai bahasa inggris, ya walaupun bahasa Inggrisku tidak terlalu mahir, namun aku takjub, Ternyata mereka langsung menjawabku dengan bahasa Indonesia. 

Perjalanan Umroh ku di Madinah harus kuakiri sampai sini, saatnya aku dan rombongan pergi untuk perjalanan Umroh di Makkah, Masjidil Haram yaitu Ka'bah.

Di Madinah kami sholat dan melihat makam Rasulullah SAW, serta melihat bangunan bersejarah umat islam terdahulu.


Itu adalah fotoku ketika aku di Masjid Nabawi, Madinah. Sok-sokan candid sih, ya gitu ala jaman now. 

Akhirnya aku dan rombongan berangkat menuju ke Makkah, kami mengemasi barang dari hotel dan berpindah. Perjalanan menuju Mekkah dari Madinah sebenarnya tidak terlalu jauh, mungkin 4-5 jam saja. 

Memasuki Makkah, aku sejuta kali lebih takjub lagi, bangunan disana lebih mewah lagi dan gedung-gedung pencakar langit semua terlihat di kanan kiriku. 

Sesampainya di Makkah aku dibuat kagum, yaitu ketika memasuki Makkah, kita disambut oleh Pintu Gerbang Makkah yaitu berbentuk seperti ini (foto ini kuambil dari Google, karena ketika itu aku tidak sempat untuk menfotonya)



kalau kalian ingin gambar lebih jelas lagi, coba search "Pintu Gerbang Makkah". Aku yakin kalian pasti akan takjub.

Sesampai disana, aku dan rombongan menuju ke hotel dan bersiap untuk melakukan ibadah Umroh di Makkah.



itu adalah View hotel yang aku tempati di Makkah, tepat dibelakang tower itu ada Ka'bah. Masya Allah.



itu adalah foto Masjidil Haram, aku duduk disana sambil kufoto. sebelum aku mulai masuk Ka'bah dan memulai ibadah Umroh.


And, finally. It's Ka'bah. MasyaAllah. Ketika aku memasuki ke tengah yaitu bagian Ka'bah. Aku terpesona dan tidak sadar bahwa aku berada di depan Ka'bah. Hingga aku tersadar ketika air mataku jatuh, dan mengucap kalimat Tawaf memutari Ka'bah.

Di Mekkah, kami melakukan Tawaf, lari Sa'i. Sebenarnya ibadah Umroh cukup itu saja tidak se-kompleks ibadah Haji, namun sangat puas jika kita bisa melihat Ka'bah dan sholat disana.

Aku pikir, cukup sampai sini aku bisa mensharing pengalamanku, semoga perjalananku hingga sampai di Mekkah bisa menginspirasi dan membuat kalian lebih yakin lagi, bahwa Allah Maha Mendengar, dan Mengetahui Isi Hati.

Kudoakan, semoga yang ingin pergi kesana, segera diberi jalan. dan dimudahkan dilancarkan segala urusan. Percayalah, itu akan menjadi hadiah terbaik di hidup kalian.

Thanks You! :)

-----------------------

Tambahan Foto






 




You Might Also Like

0 komentar

Top Categories